Barisan Kader (Barikade) Gus Dur mendatangi kantor DPC Partai Demokrat Kota Malang. Kehadiran mereka menyampaikan keberatan atas pernyataan politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik, soal makam Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dibiayai negara.
“Kami ingin menyampaikan keberatan dengan apa yang disampaikan oleh Raflan Rasidik, yang menyatakan bahwa itu (Makam Gus Dur) dibangun oleh negara, sama sekali tidak benar,” kata Ketua Barikade Gus Dur DPC Kota Malang, Dersi Hariono kepada wartawan di kantor DPC Partai Demokrat Kota Malang Jalan Bantaran, Kota Malang, Sabtu (20/2/2021).
Menurut Dersi, pihaknya sudah mendapat konfirmasi melalui keluarga almarhum Gus Dur, jika makam dibangun hasil swadaya keluarga sendiri.
“Kalau toh negara yang membangun, yang dibangun oleh negara bantuan fasilitas itu, fasilitas umum dan fasilitas tempat transit, terminal, dan museum nusantara, itu dibangun oleh atas anggaran. Jadi jangan sampai permasalahan museum SBY di Pacitan itu, kenapa kok menyebut permasalahan Gus Dur,” sesalnya.
Dersi menambahkan, sejarah mencatat rezim SBY telah memisahkan Gus Dur pada induk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ulah oknum elite Partai Demokrat dengan penyebutan makam Gus Dur dibiayai negara, seakan mengulang kembali.
“Catatan sejarah telah mencatat bahwa dulu, rezim SBY ini telah memisahkan Gus Dur pada induk partai PKB. Sekarang diulang lagi oleh kadernya, apa sih yang diinginkan oleh teman-teman Demokrat baik itu fungsionalis maupun yang ada di struktural,” katanya.