Site icon www.panggungpolitik.com

Proyek Food Estate Prabowo di Bekasi Panen Perdana

Jakarta

Lahan Puslitbang Diklat Agrinas di Cisaat, Bekasi, Jawa Barat yang menerapkan sistem pertanian presisi (precision agriculture) panen perdana Jumat (12/2) kemarin. Sistem presisi yang digagas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini membuahkan panen di lahan seluas 5 hektare.

“Kami harapkan dengan ujicoba ini, publik bisa melihat upaya peningkatan produktivitas pangan dengan teknologi pertanian presisi untuk kelak bisa diterapkan di lahan yang lebih luas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam keterangannya, Sabtu (13/2/2021).

Lahan uji coba padi dengan varites Inpago 10 kali ini menempati petak seluas 3.000 persegi. Pola tanam padi dengan model pertanian presisi ini memungkinkan jarak tanam menjadi lebih padat sekitar 5 x 5 cm. Bandingkan dengan teknik cocok tanam konvensional yang mencapai 30 x 40 cm.

Populasi batang padi yang lebih padat di areal tanam dengan sistem pertanian presisi berupa pemasangan pipa-pipa kecil pengantar pupuk dan air (fertigation system pipe), memungkinkan gabah kering panen dalam jumlah berlipat ganda.

“Prediksi kami bisa mencapai sekitar tiga sampai empat kali lipat dari pola cocok tanam konvensional, teknologi ini sangat cocok untuk tingkatkan produktivitas pangan nasional,” ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Mayor Jenderal Dadang Hendrayudha.

Untuk kepentingan ujicoba dan penelitian malai (bulir padi), maka, pihak pelaksana penanaman pertanian presisi dari PT Buwana Selaras Investment (BSI) akan melakukan tindak lanjut untuk proses penelitian kualitas dan kuantitas gabah kering panen yang akan dihasilkan dari varietas Inpago 10.

“Setelah panen perdana ini secepatnya akan kami lakukan ujicoba penanaman dengan varietas lain untuk mendapatkan hasil terbaik dari aspek kualitas dan kuantitas gabah kering panen,” ujar Widjajanto yang mewakili tim konsultan penerapan pertanian presisi dari Prancis, Lead Tech International (LTI).

Teknologi pertanian presisi ini diadopsi Menhan dari sistem yang sudah diterapkan di sejumlah negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Keberhasilan pertanian presisi ini di antaranya berkat penggunaan sejumlah pipa khusus (dripping lines), dan diikuti dengan pemasangan sensor, dan penyediaan ruang kontrol (control room).

Penerapan teknologi ini memungkinkan untuk memonitor kebutuhan air hingga pupuk dari setiap tanaman yang termonitor oleh sensor, dan dari permintaan kebutuhan tersebut akan dikirimkan data ke ruang kontrol, lantas melalui algoritma yang bekerja selama 24 jam per hari akan disalurkan kebutuhan air dan pupuk sesuai permintaan tanaman.

Exit mobile version