Jakarta –
Barisan Kader (Barikade) Gus Dur menyampaikan somasi kepada politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik karena menyebut makam Presiden ke-14 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dibiayai oleh negara. Barikade Gus Dur meminta Rachlan Nashidik meminta maaf dan mencabut pernyataannya.
Pernyataan makam Gus Dur dibiayai negara itu dicuitkan Rachlan di akun Twitternya @RachlanNasidik. Rachlan awalnya mencuit tentang tanggapannya soal pembangunan museum Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ramai dibicarakan warganet.
“Tak ada yang salah dengan Museum Kepresidenan. Kita punya Museum Bung Karno dan Amerika Serikat punya museum dari presiden-presidennya. Museum adalah jejak bagi ingatan sejarah, bisa juga rujukan bagi standar pencapaian pada suatu bangsa, dan objek wisata bagi pendapatan daerah,” tulis Rachland di akun Twitternya seperti dilihat detikcom, Sabtu (20/2/2021).
Cuitan Rachland itu pun langsung dibalas oleh warganet yang menyebut pembangunan museum itu tidak tepat memakai anggaran negara di saat pandemi virus Corona (COVID-19) masih mewabah di Indonesia. Rachland pun kemudian membalasnya kembali dengan membandingkan makam Gus Dur.
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov–itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?,” cuit Rachland sembari mencantumkan tautan berita sebuah media online tentang makam Gus Dur.
Ternyata cuitan Rachland tersebut menuai reaksi dari Barikade Gus Dur, yang menilai pernyataan tersebut sangat tendensius. Mereka menyebut makam Gus Dur sepenuhnya dibiayai keluarga inti.
“Bahwa apa yang Saudara katakan adalah sangat tidak benar atau tendensius dan mengada-ada dan membuat para santri Gus Dur merasa terlecehkan. Oleh karena makam Gus Dur sepenuhnya dibiayai oleh keluarga inti,” kata Ketua Umum DPP Barikade Gus Dur Priyo Sambadha dalam keterangan pers tertulisnya.
Atas dasar itulah, Barikade Gus Dur mengirimkan surat somasi kepada Rachland. Rachland pun didesak meminta maaf.
“Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami mendesak dengan tegas agar Saudara mencabut pernyataan tersebut dan menyampaikan permohonan maaf, sebelum kami melakukan tindakan hukum,” ujar Priyo.
Terpisah, Rachland Nashidik pun angkat bicara dan menyampaikan permohonan maaf atas cuitannya itu. Dia menyebut telah membaca ulang cuitannya itu dan meminta seluruh pihak tidak salah menafsirkan.
“Saya sudah membaca ulang tweet saya dan menyadari bahwa tanpa membaca berita Kompas itu netizen bisa salah mengerti. Bahwa yang dibangun bukanlah makam itu sendiri, melainkan fasilitas publiknya. Meski tidak juga bisa dibantah bahwa fasilitas yang melengkapi makam itu dibangun negara sebagai wujud penghormatan pada Presiden Abdurrahman Wahid. Saya memohon maaf,” tutur Rachland saat dihubungi.
Berikut isi surat somasi dari Barikade Gus Dur kepada Rachland:
1. Bahwa dari pemberitaan/cuitan saudara dalam media sosial twitter tanggal 17 Februari 2021 dan media online yang menyatakan makam Gus Dur dibiayai dari anggaran negara, yang mana hal ini menjadi alasan/mengaitkan dan atau pembanding atas polemik pembangunan Museum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan yang dibiayai oleh uang APBD dalam hal ini Pemprov Jawa Timur sebesar Rp 9 miliar.
2. Bahwa apa yang saudara katakan adalah sangat tidak benar/tendensius dan mengada-ada dan membuat para santri Gus Dur merasa terlecehkan. Oleh karena makam Gus Dur sepenuhnya dibiayai oleh keluarga inti.
3. Bahwa negara mengeluarkan biaya adalah untuk pembangunan infrastruktur jalan demi untuk kelancaran lalu lintas karena ribuan peziarah hadir setiap hari sepanjang tahun dan museum Islam Nusantara. Jadi sama sekali tidak untuk membiayai makam Gus Dur.
(whn/jbr)