Jakarta – Insiden yang dialami prajurit TNI AL beserta kendaraan tempur Korps Hiu Kencana yakni KRI Nanggala 402 menegaskan kembali pentingnya upaya Kementerian Pertahanan dalam modernisasi dan peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Menurut Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Arven Marta upaya Menhan Prabowo Subianto tersebut harus didukung. Pasalnya, sejak awal pelantikan kabinet Presiden Jokowi, Prabowo telah mengungkapkan salah satu prioritas utama ini.
Arven mengatakan dalam sejumlah kesempatan, Prabowo juga kerap mengungkapkan fokus pihaknya yang ingin modernisasi dan meremajakan alutsista TNI. Hal tersebut terlihat dari upanya bertemu DPR dan Menteri Keuangan dalam melancarkan pembelian dan perawatan alutsista.
“Makanya Menhan terus aktif melobi pembelian dan perawatan alutsista,” ujar Arven dalam keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).
Lebih lanjut, Arven menyampaikan saat ini anggaran pertahanan yang dikantongi Kemenhan masih jauh dari kata ideal. Seperti diketahui, persentase anggaran pertahanan dari keseluruhan postur APBN hanya sebesar 0,8 persen.
“Dari total anggaran Rp 136 triliun itu yang dipergunakan tidak sepenuhnya untuk alutsista, ada belanja pegawai juga yang ditanggung oleh Kementerian Pertahanan. Itu jauh dari kata cukup untuk belanja alutsista modern,” tambahnya.
Menurut Arven, situasi ini menjadi semakin tidak ideal bagi Kemenhan saat harus dihadapkan dengan pilihan antara pertahanan dengan kesejahteraan prajurit.
Arven menegaskan pilihan Prabowo untuk mendorong penguatan industri dalam negeri harus didukung penuh sebagai langkah efisiensi anggaran pertahanan. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak agar dapat menjaga kondusivitas dan mendukung kerja Kemenhan dalam memodernisasi dan meremajakan alutsista TNI karena tidak dapat diperoleh instan
Bahkan Arven menyebut untuk membeli kapal selam, pesawat, dan alutsista lainnya tidak sesederhana membeli mobil di dealer.
“Alutsista ada dimensi proses waktu yang panjang. Untuk buat atau beli kapal selam baru saja minimal membutuhkan waktu 5 tahun, minimal,” pungkas Arven
Sebagai informasi, sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto resmi mengumumkan KRI Nanggala-402 tenggelam bersama 53 awaknya pada Minggu (25/4). Usai proses pencarian, KRI Nanggala-402 ditemukan di dasar laut utara Bali di bawah kedalaman 838 meter dengan kondisi bangkai kapal terpecah menjadi tiga bagian.
(akd/ega)