Jakarta – Pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Nemangkawi menembak mati Komandan Pasokan Pintu Angin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Lekagak Telenggen, Lesmin Waker.
Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, mengatakan Lesmin Waker merupakan salah satu penembak Bharada Komang, anggota Satgas Operasi Nemangkawi.
“Setelah pemburuan di wilayah Wuloni, pasukan TNI-Polri menembak Lesmin Waker, Komandan Pasukan Pintu Angin Kelompok Teroris Lekagak Telenggen,” kata Iqbal seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (14/5/2021).
1. TNI-Polri telah mendapatkan bukti-bukti terkait Lesmin Waker
Iqbal menjelaskan, lokasi kontak senjata berada di sekitar Kampung Wuloni yang diduga sebagai salah satu tempat persembunyian kelompok Lekagak Talenggeng. Kelompok ini telah dikategorikan sebagai teroris oleh Pemerintah.
Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh pasukan TNI-Polri berada dalam sebuah Honai yang dimiliki Lesmin Waker, antara lain satu unit helm militer, dokumen, berbagai senjata tajam, panah, dan telepon genggam.
Selain barang tersebut, jelas Iqbal, pasukan TNI-Polri pada hari Rabu (12/5/2021) telah melakukan penindakan di Kampung Tagalowa dengan gangguan penembakan dan berhasil menghalau mereka, kemudian menguasai kamp Tagalowa.
Barang bukti yang diamankan berupa tiga buah bendera Bintang Kejora, satu buku cetak menuju Papua Baru oleh Dr Benny Giay, empat buah kapak, tiga linggis, empat parang, satu palu, serta 46 anak panah, dan satu busur.
“Pengejaran terus dilakukan oleh personel TNI-Polri setelah penguasaan kamp Wuloni,” ujar Iqbal.
2. KKB kuasai medan
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw mengaku bahwa Polri cukup sulit menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Alasannya, kelompok yang telah dilabeli sebagai teroris oleh pemerintah tersebut menguasai medan.
“Saya mau katakan di momen ini, kami sabar mengikuti apa yang menjadi kebijakan. Karena sudah sangat sulitnya menangani mereka. Mereka menguasai medan dan semuanya,” kata Paulus seperti dikutip dari ANTARA.
3. Polri akan usut siapa yang menyokong dan mendanai KKB
Paulus menyampaikan, dengan labelisasi teroris kepada KKB, maka pemerintah akan mengetahui siapa yang menyokong hingga mendanai. Sehingga, Densus 88 memiliki ruang untuk menangani hal itu.
Namun, mantan Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Papua itu mengaku heran dengan KKB yang bisa membeli senjata dan kebutuhan lain, padahal tidak bekerja.
“Memang aneh, tidak bekerja, tak punya penghasilan tetap, tapi bisa membeli senjata, dan amunisi yang begitu mahal, dari mana,” ujar dia.
Menurutnya pula, terdapat beberapa alasan dari mana sumber pendapatan KKB, sehingga bisa membeli senjata dan amunisi. Pada bagian itulah yang sedang dicari oleh pemerintah dan harus diputus.
sumber : IDN Times