Merdeka.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melatih ratusan anggota TNI, Polri dan relawan untuk menjadi tracer Covid-19. Mereka diharapkan dapat melacak kontak erat pasien sehingga memutus penyebaran virus corona di daerah ini.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono menyebutkan, ratusan anggota TNI dan Polri ini akan diterjunkan ke lapangan untuk memperkuat untuk membantu para tenaga kesehatan. “Agar 3T (testing, tracing, treatment) lebih baik lagi,” sebutnya, Senin (26/7).
Wirdhanto berharap keterlibatan anggota TNI dan Polri serta para relawan menjadi tracer bisa membantu menahan dan menekan laju penularan Covid-19. Selain itu, pelayanan kesehatan di lokasi isolasi yang ditetapkan pemerintah juga lebih terkendali.
“TNI-Polri sebagai satu kesatuan Satgas Covid-19 yang harus bisa mengetahui keterbatasan sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan di Garut. Dan Babinsa, Bhabinkamtibmas juga bintara remaja, relawan yang direkrut, siap ada di garis terdepan bersama tenaga kesehatan di Garut untuk bisa menahan laju penularan Covid-19,” jelasnya.
Dia memastikan, para anggota TNI-Polri dan relawan yang menjadi tracer akan mengenakan alat pelindung diri lengkap dari Dinas Kesehatan. Mereka juga mendapatkan suplemen untuk menjaga imunnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Maskut Farid mengungkapkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak positif di Kabupaten Garut.
“BOR (bed occupancy rate) turun, angka positif turun. Semua turun hampir 50 persen, tapi yang masih tinggi adalah positivity rate. Artinya tracing kita masih kurang bagus, jadi harusnya saat ada yang positif, minimal 15 orang kita periksa baru 3 sampai 5 orang,” ungkapnya.
Tingginya angka positivity rate menurutnya bisa terjadi karena adanya permasalahan di lapangan, sehingga masyarakat takut dinyatakan positif. Hal yang terjadi kemudian adanya masyarakat memilih berbohong dan tidak mau dites.
Dengan adanya bantuan dari TNI dan Polri, Maskut berharap tracing lebih efektif. “Kita cari yang positif, jangan melebarkan ke mana-mana, kita langsung isolasi, ini paling efektif mudah-mudahan bisa menanggulangi yang positif,” katanya.
Saat ini di Garut masih terdapat beberapa wilayah zona merah karena menyumbang pasien Covid-19 yang cukup banyak. Kawasan itu nantinya akan menjadi fokus utama para tracer.
“Lima wilayah yang rawan ini adalah Kecamatan Karangpawitan, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Bungbulang, dan Pangatikan. Selama sepekan kemarin dari lima wilayah itu menyumbang 300 kasus baru,” tutup Maskut. [yan]