Mayoritas anak muda menilai belum ada satu pun partai politik yang dominan dalam memberi perhatian pada isu krisis iklim atau pelestarian lingkungan.
Hal itu merupakan temuan survei Indikator Politik Indonesia (IPI) secara daring di Jakarta, Rabu (27/10/2021).
“Persepsi pemilih muda atas tingkat perhatian partai-partai di Indonesia dalam mengatasi krisis iklim masih rendah, tidak ada partai politik yang dominan dalam persepsi pemilih pemula memberikan perhatian yang cukup sejauh ini terkait isu krisis iklim atau pelestarian lingkungan,” kata Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi.
Responden survei itu ditanyakan soal “seberapa besar perhatian partai politik berikut dalam menghentikan atau mengatasi perubahan iklim?”.
Hasilnya, yang menilai Partai Demokrat sangat perhatian terkait isu krisis iklim atau pelestarian lingkungan hanya sebanyak 4%. Yang menilai cukup perhatian adalah 29%, dan menilai kurang perhatian 20%. Lalu yang menganggap tidak perhatian sama sekali 15%.
Untuk Gerindra, sangat perhatian 3%, cukup perhatian 29%, kurang perhatian 22%, tidak perhatian sama sekali 15%.
Untuk PDIP, memperoleh yang paling besar dengan penilaian sangat perhatian 5%, cukup perhatian 26%, kurang perhatian 22%, tidak perhatian sama sekali 16%.
Golkar dinilai sangat perhatian oleh 3% responden, cukup perhatian 27%, kurang perhatian 23%, tidak perhatian sama sekali 15%.
Nasdem sangat perhatian 3%, cukup perhatian 25%, kurang perhatian 23%, tidak perhatian sama sekali 16%.
PKB sangat perhatian 2%, cukup perhatian 25%, kurang perhatian 25%, tidak perhatian sama sekali 15%.
PKS sangat perhatian 2%, cukup perhatian 24%, kurang perhatian 54%, tidak perhatian sama sekali 16%.
PPP sangat perhatian 2%, cukup perhatian 24%, kurang perhatian 24%, tidak perhatian sama sekali 16%.
PAN sangat perhatian 2%, cukup perhatian 24%, kurang perhatian 24%, tidak perhatian sama sekali 17%.
Menurut Burhanuddin, temuan ini menunjukkan begitu besarnya peluang bagi parpol untuk secara serius bekerja menggarap isu krisis iklim dan lingkungan hidup. Apalagi jumlah pemilih muda dan pemula, kalangan Gen-Z dan milenial yang mencapai sekitar 80 juta atau 40% dari populasi pemilih di pemilu 2024.
Anak Muda Pilih Lingkungan Dibandingkan Ekonomi
Burhanuddin juga mengungkap bahwa anak muda memahami dilema antara kepentingan lingkungan hidup dengan pertumbuhan ekonomi. Survei pihaknya menemukan mayoritas anak muda lebih peduli terhadap isu lingkungan dari pada pertumbuhan ekonomi.
Sebanyak 81% responden penelitian memilih untuk melindungi dan melestarikan lingkungan meski hal itu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
“Lingkungan versus pertumbuhan ekonomi, 81% responden itu setuju kita harus melindungi dan melestarikan lingkungan meskipun hal itu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi,” kata Burhanuddin.
Survei dilakukan pada 9-16 September 2021 dengan populasi survei adalah seluruh warga Indonesia berumur 17 hingga 35 tahun.
Jumlah sampel adalah 4020 responden yang terdiri atas 3216 di rentang usia 17-26, dan 804 responden di usia 27-35 tahun. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error penelitian ini adalah sekitar plus minus 2,7% pada tingkat kepercayaan 95%.