Sebuah pesan WhatsApp berjudul skenario setingan demo 11 April 2022 tersebar menjelang demo mahasiswa dalam hari yang sama. Sejumlah nama figur publik dicatut pada pesan berantai ini, keliru satunya nama pengamat politik berdasarkan Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin.
Dalam pesan berantai ini, nama Ujang ditulis menjadi mentor atau kontributor aksi bidang berita politik. Ujang pun juga mendapat pesan yang sama pada telepon genggamnya.
“Saya menegaskan bahwa aku tidak terkait, tidak terdapat komunikasi, & tidak pernah terdapat hubungan menggunakan planning aksi tersebut, dan saya pastikan nama saya dicatut,” ujar Ujang waktu dihubungi, Senin, 11 April 2022.
Ujang menegaskan bahwa pada situasi politik ketika ini, dirinya tidak pernah berpihak dalam siapapun. Ujang menyebut dirinya bersikap kritis pada menyikapi dilema-dilema bangsa. “Itu lantaran sebagai tanggung jawab intelektual saya menjadi akademisi,” istilah beliau.
Tak hanya Ujang, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan juga mendapat pesan berantai ini berdasarkan Grup WhatsApp yg beliau ikuti. Dalam pesan yang sama, nama Novel ditulis menjadi mentor atau kontributor aksi bidang info aturan dan advokasi.
Novel membantah isi pesan ini. Ia jua pulang mempertanyakan adanya keterangan “Informasi berdasarkan Timsus BAIS” pada pesan ini yang merujuk dalam Badan Intelijen Strategis, organisasi pada tubuh TNI.
“Kalau benar berdasarkan BAIS, mengapa kok mampu teledor begitu? Bocor ke publik yang berisi berita yang tidak benar. Kalau bukan berdasarkan BAIS, kemudian siapa yang sengaja menciptakan fitnah atau propaganda tersebut? Apa motifnya?” ungkap beliau.
Seharusnya, kata Novel, BAIS juga berkepentingan untuk mencari tahu karena tulisan di pesan berantai ini menggunakan nama BAIS. “BAIS mestinya tidak kesulitan untuk melakukan itu (mencari tahu),” kata dia.
Tempo mengkonfirmasi adanya nama BAIS di pesan berantai ini kepada Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Prantara Santosa. Tapi hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan.
Hari ini, demo dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI. Salah satu isunya yaitu menolak penundaan Pemilu 2024 ataupun 3 periode.
Tapi pada Ahad malam, Jokowi telah memastikan pemilu tetap dilakukan pada 2024. Jokowi juga berharap tak ada lagi spekulasi penundaan pemilu maupun 3 periode.