PanggungPolitik – Calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, siap menerima tantangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) untuk mengadakan debat politik di kampus tersebut. Tantangan ini direspon positif oleh Anies, menunjukkan kesiapannya untuk berbagi pemikiran dan visi politiknya.
Tantangan ini muncul setelah Mahkamah Konstitusi merevisi Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu, yang memungkinkan fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan digunakan sebagai ajang kampanye. Melalui putusan tersebut, MK mengatur syarat-syarat untuk penggunaan fasilitas ini tanpa atribut kampanye pemilu.
Anies Baswedan, melalui juru bicaranya Sudirman Said, dengan tegas menyatakan bahwa Anies tidak pernah menolak undangan untuk berbicara dan berbagi pemikiran. Ia berkomitmen untuk selalu siap dalam berdiskusi.
Anies Baswedan juga mengapresiasi tantangan dari BEM UI melalui media sosialnya. Ia menunjukkan antusiasmenya dengan mengajukan pertanyaan “Yuk, kapan?” melalui akun Twitternya. Selain itu, Anies juga membagikan tangkapan layar cuitannya di media sosial Instagram, dengan menulis “Siap menerima undangan.”
Sudirman Said, juru bicara Anies, mengungkapkan bahwa kesiapan Anies dalam menghadapi tantangan berdebat adalah tanggung jawab seorang pemimpin politik. Ia menekankan bahwa seorang pemimpin harus siap untuk menyampaikan gagasannya dan visinya kepada masyarakat.
Baca Juga : Berapakah Elektabilitas Anies di Jakarta Jika Dibandingkan Calon Lainnya?
Harapan BEM UI
Ketua BEM UI, Melki, mengapresiasi putusan MK yang memperbolehkan penggunaan kampus sebagai tempat kampanye dengan syarat-syarat tertentu. Ia berharap bahwa para calon pemimpin diuji secara serius dalam kapasitas dan substansinya, bukan sekadar kampanye bermutu rendah.
Melalui undangan debat kepada semua calon presiden, BEM UI ingin menguji substansi dan pemikiran calon pemimpin. Mereka menegaskan pentingnya memiliki pemimpin yang cerdas dan berpihak kepada rakyat, bukan hanya berfokus pada kampanye dan pencitraan semata.
Melki menyebut bahwa pendekatan ini memberikan alternatif kepada generasi muda yang bosan dengan kampanye tanpa substansi dan hanya mengandalkan pencitraan. Ia berharap agar calon pemimpin bisa menunjukkan gagasan yang bermakna.
Baca Juga : Usai Bertemu Khofifah, Anies Menemui Ganjar di Semarang
Dapatkan informasi terupdate berita terkini setiap hari dari portal kami. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media.