PanggungPolitik – Tayangan azan yang menampilkan bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, di televisi swasta telah memicu perdebatan tentang apakah ini merupakan politik identitas atau bukan.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengekspresikan ketidaksetujuannya terhadap pandangan bahwa kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan merupakan bentuk politik identitas.
Yaqut Cholil Qoumas mempertanyakan apa definisi sebenarnya dari politik identitas tersebut. Baginya, pandangan ini mungkin hanya tergantung pada sudut pandang individu.
Yaqut Cholil Qoumas memberikan analogi yang menarik. Dia mengatakan bahwa jika dia muncul dalam iklan air mineral, hal itu tidak berarti dia adalah seorang pedagang air mineral. Ini adalah cara yang sama dengan kasus Ganjar dalam tayangan azan.
Baca Juga : Munculnya Ganjar Pranowo dalam Tayangan Azan: Kreativitas atau Politik Identitas?
Yaqut Cholil Qoumas menekankan bahwa membuat kesimpulan sepihak berdasarkan penampilan seseorang dalam sebuah konten tertentu adalah tindakan sembrono.
Sebelumnya, bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, muncul dalam tayangan Azan Maghrib di sebuah stasiun televisi swasta. Dalam tayangan tersebut, Ganjar terlihat saat adegan salat berjamaah.
Meskipun kontroversial, di media sosial banyak yang menganggap penampilan ini sebagai bentuk politik identitas.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, berpendapat bahwa tayangan tersebut tidak memiliki unsur politik identitas. Baginya, mengajak masyarakat untuk beribadah adalah hal yang baik.
Hasto Kristiyanto menekankan bahwa politik identitas tidak mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan politik yang miskin prestasi.
Baca Juga : Politik Identitas dan Kontroversi Tayangan “Adzan TV” Ganjar Pranowo
Dapatkan informasi terupdate berita terkini setiap hari dari portal kami. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media.
