PanggungPolitik – Gelombang dukungan yang mengalir untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) ini rasanya semakin tak terbendung. Kian menguatnya dukungan tersebut terasa spesial dengan komitmen 500 kiai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang bersepakat untuk berada di belakang mereka. Pertemuan para ulama di Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah, Rembang, menjadi saksi bisu dukungan historis tersebut. Apa saja yang mendukung gurita pengaruh mereka di kontestasi Pilpres 2024 mendatang? Mari kita jelajahi lebih dalam.
Poin Penting
- Sejumlah 500 kiai di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara resmi memberikan dukungan kepada Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024.
- Dukungan ini diumumkan dalam “Risalah Sarang”, yang muncul dari Halaqah Kebangsaan dan Ijtima Ulama di Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah, Rembang.
- Tiga alasan yang menjadi landasan dukungan para kiai kepada Anies dan Cak Imin meliputi keilmuan, ketaatan pada syariat Islam, dan visi misi keadilan serta kemakmuran yang sejalan dengan syariat.
- Para kiai juga menekankan pada penerapan kepemimpinan dwi tunggal antara presiden dan wakil presiden, serta pengimplementasian efektif Undang-Undang Pesantren.
- Dengan dukungan ini, pasangan Anies-Cak Imin diharapkan dapat mengoptimalkan dana abadi pesantren dan mengakui pendidikan keagamaan Islam nonformal dalam pembangunan bangsa.
- Anies dan Cak Imin diusung oleh Koalisi Perubahan, berlaga di Pilpres 2024 dengan nomor urut 1.
Kesatuan Ulama Jawa Mendukung Pasangan Anies dan Cak Imin
Gelombang dukungan bagi pasangan Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) semakin menguat menjelang puncak pesta demokrasi Indonesia di tahun 2024. Sebuah peristiwa penting terjadi di bumi Jawa, tepatnya di lingkungan Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah yang berada di Sarang, Rembang. Acara Halaqah Kebangsaan dan Ijtima Ulama ini bukan sekadar ajang silaturrahmi ulama, melainkan momentum persatuan dan penegasan dukungan politik.
Pertemuan tersebut melahirkan dokumen penting yang dikenal dengan nama “Risalah Sarang”. Suara dari ratusan kiai ini bergema, menyatakan hal berikut:
– Pasangan Anies dan Cak Imin dinilai sebagai pemimpin yang menyuarakan ilmu pengetahuan dan ketaatan pada syariat Islam yang kental.
– Kedua tokoh ini juga disebut-sebut sebagai penyandang visi serta misi yang paling sejalan dengan prinsip keadilan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
– Dukungan yang diberikan diharapkan dapat menjadi bekal kuat bagi Anies dan Cak Imin dalam mengusung perubahan yang signifikan untuk bangsa.
Energi dan semangat yang disampaikan dalam Risalah Sarang ini bukan tanpa alasan. Para kiai memiliki visi tentang kepemimpinan yang ideal, dimana:
- Pemimpin harus mengedepankan kebijakan strategis yang mempertimbangkan pandangan ulama demi kemaslahatan bangsa dan negara.
- Kepemimpinan duet yang diwakili Anies dan Cak Imin diharapkan beroperasi sebagai “kepemimpinan dwitunggal”, yang merupakan bentuk nyata dari kepemimpinan gerakan berdasarkan pandangan para ulama.
Selain itu, terdapat dorongan kuat dari kalangan ulama untuk mengimplementasikan secara efektif Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, dengan harapan:
- Akan terbentuknya Direktorat Jenderal Pesantren yang bisa mengoptimalkan Dana Abadi Pesantren.
- Munculnya regulasi-regulasi turunan serta petunjuk teknis yang dapat memberdayakan pesantren-pesantren di Indonesia dengan lebih baik.
- Mempunyai visi untuk menguatkan pendidikan pesantren dan memberikan pengakuan yang sesuai bagi pendidikan keagamaan Islam nonformal di negeri ini.
Suara ini tak hanya sekadar dukungan politik namun juga sebuah amanah yang diharapkan mampu mengantar Indonesia menuju perubahan yang diidamkan oleh banyak pihak, yang tercermin dalam semboyan “adil dan makmur” yang dianut oleh Anies dan Cak Imin.
Baca Juga : Harlah PKB, Ini 6 Arahan Muhaimin Iskand
Halaqah Kebangsaan dan Ijtima Ulama Sebagai Tonggak Persatuan
Dalam nuansa yang sarat makna, Halaqah Kebangsaan dan Ijtimak Ulama yang diadakan di Rembang, Jawa Tengah merupakan momen persatuan bagi para kiai se-Jawa tengah dan Jawa Timur. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah ini mengumpulkan hampir 500 kiai yang menandakan pentingnya kebersamaan dalam menyikapi dinamika pembangunan bangsa.
Pembahasan dalam halaqah tidak hanya terpaku pada dukungan politik semata, tetapi juga sebagai manifestasi komitmen kuat para ulama dalam mewujudkan kemajuan bangsa yang inklusif dan berkeadilan. Para kiai menyampaikan sejumlah harapan yang bersifat substantif untuk didengungkan oleh kepemimpinan Anies dan Cak Imin, di antaranya adalah:
- Implementasi prinsip kepemimpinan dwitunggal, yang mencerminkan kerja sama engan antara presiden dan wakil presiden dalam mewujudkan visi kebangsaan.
- Pengambilan kebijakan yang pro-rakyat, berpihak kepada mereka yang terpinggirkan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
- Pembangunan yang inklusif, mendorong kehidupan yang lebih baik untuk seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi mereka yang saat ini sedang berkembang dan membangun kehidupan yang lebih baik.
Energinya yang positif tersebut diharapkan dapat merekatkan kembali semangat persatuan di kalangan umat, dan pada gilirannya menularkan energi positif tersebut ke dalam pembangunan bangsa di segala bidang. Peserta halaqah juga menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara pemimpin dengan para ulama sebagai pemangku kepentingan spiritual dan moral, yang keberadaannya sangat signifikan dalam menentukan arah dan kebijakan untuk kemaslahatan umat.
Secara lebih luas, halaqah kebangsaan dan ijtima ulama ini diharapkan menjadi tonggak persatuan di tengah keragaman Indonesia, khususnya menjelang Pemilu 2024. Dari hati Para Kiai, terpancar keinginan yang kuat agar Anies dan Cak Imin mampu mewujudkan visi yang adil dan makmur, sesuai dengan yang tertuang dalam Risalah Sarang. Harapan ini menandakan tingginya kepercayaan para kiai kepada kedua tokoh tersebut dalam membawa perubahan positif yang diidam-idamkan oleh banyak lapisan masyarakat.
Langkah Strategis Pilpres 2024: Misi Anies-Cak Imin Terserap Aspirasi Rakyat
Mendekati gelaran Pemilihan Presiden 2024, Anies Baswedan bersama Cak Imin mendapat angin segar dari dukungan masif yang datang dari 500 kiai yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesatuan suara ulama ini bukan saja merupakan sebuah simbol dukungan moral, tetapi juga pemersatu visi dari keilmuan yang dimiliki oleh kedua pemimpin tersebut. Tak hanya itu, dengan mencermati aspirasi yang dituangkan dalam Risalah Sarang, jelas bahwa terdapat harapan kuat agar Undang-Undang tentang Pesantren diterapkan dengan tuntas dan pendidikan keagamaan Islam nonformal mendapatkan tempat yang lebih signifikan di kancah pendidikan nasional. Inilah beberapa langkah strategis yang bisa diambil oleh pasangan Anies dan Cak Imin berdasarkan dukungan dan rekomendasi ulama tersebut:
- Menerapkan Undang-Undang Pesantren: Kedua calon dianjurkan untuk tidak hanya mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren secara teoretis, tetapi juga praktis hingga ke level pesantren di seluruh Indonesia. Hal ini meliputi pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren dan optimalisasi Dana Abadi Pesantren.
- Memberi Pengakuan Pendidikan Keagamaan Islam Nonformal: Mereka harus meningkatkan pengakuan dan dukungan pemerintah terhadap institusi pendidikan Islam nonformal, seperti Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Al Qur’an, yang memainkan peran penting dalam pendidikan karakter dan keagamaan di Indonesia.
- Menegakan Hukum dan Perundang-undangan: Dimasukkannya agenda penegakan hukum yang kuat dan imparsial dengan tujuan memastikan Indonesia sebagai negara hukum, bukan kekuasaan. Inisiatif tersebut mencakup langkah-langkah konkrit untuk pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
- Memperjuangkan Kemerdekaan Palestina: Visi yang bersifat global, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel, juga menjadi salah satu aspirasi yang tertuang dalam rekomendasi ulama. Langkah proaktif ini merupakan representasi dari komitmen pasangan calon terhadap isu keadilan dan perdamaian dunia.
Setiap langkah ini menunjukkan bahwa Anies dan Cak Imin tidak hanya dituntut untuk hadir sebagai pemimpin yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga sebagai teladan dalam membawa perubahan konstruktif dan bermakna. Di samping itu, agenda-agenda ini tidak terpisahkan dari komitmen bersama untuk menjunjung tinggi adab dan nilai kehidupan bernegara demi masa depan Indonesia yang lebih baik dan beradab. Strategi ini akan diharapkan mampu menyentuh hati rakyat, menggalang dukungan lebih luas lagi, serta menyelaraskan langkah kepemimpinan nasional yang berbasis pada persatuan dan kebijaksanaan.
Baca Juga : PKS minta Prabowo dukung RUU Perlindungan Ulama
Dapatkan informasi terupdate berita edukasi Politik setiap hari dari PanggungPolitik.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainya.