PanggungPolitik – Calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin hasil survei pemilihan presiden terbaru yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia. Meskipun pasangan calon Koalisi Indonesia Maju unggul, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa persaingan suara untuk Pilpres 2024 masih dinamis.
Survei terbaru Pilpres pasca-debat Calon Presiden pada 12 Desember 2023 dirilis oleh CSIS. Polling ini dilakukan secara nasional dengan wawancara langsung pada tanggal 13-18 Desember 2024. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling, memperhitungkan proporsi antara jumlah pemilih dan sampel di setiap provinsi, yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Proporsi ini mencakup jenis kelamin perempuan-pria dan wilayah urban-rural, dengan unit sampling primer pada tingkat desa/kelurahan.
Sebanyak 1.300 responden tersebar proporsional di 34 provinsi di Indonesia, dengan margin of error sekitar 2,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam Pilpres 2024, Prabowo-Gibran bersaing dengan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang didukung oleh Koalisi Perubahan, termasuk NasDem, PKB, dan PKS. Kandidat lain yang turut serta dalam kontes ini adalah Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang mendapat dukungan dari PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Pada saat survei CSIS dilakukan, tingkat elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin mencapai 26,1 persen, Prabowo-Gibran 43,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,4 persen. Terdapat 6,4 persen pemilih yang menyatakan belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihannya, dan 4,5 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
“Situasinya masih terbuka, meskipun dampak debat kecil, namun sangat penting. Debat dapat memengaruhi pemilihan, baik itu dalam satu atau dua putaran,” kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, saat menyampaikan hasil survei di kantornya pada Rabu, 27 Desember 2023.
Arya menjelaskan bahwa dukungan pemilih dari beberapa partai terhadap pasangan calon tertentu belum sepenuhnya solid. Ada perbedaan antara alasan pemilih memilih dan karakter ideal pemimpin yang diharapkan oleh mereka.
Dari segi waktu pengambilan keputusan, sekitar 5,8 persen pemilih yang belum mantap akan menentukan pilihan setelah menonton debat calon presiden dan wakil presiden. Dalam hal alasan perubahan, 12,5 persen pemilih yang belum mantap akan menunggu debat calon presiden dan wakil presiden.
Baca Juga : Kaesang Pangarep Janjikan BPJS Kesehatan Gratis Jika PSI Menang Pemilu 2024