PanggungPolitik – Di tengah riuhnya perhelatan politik mendekati Pilpres 2024, terdapat sesi khusus yang sangat dinantikan publik: debat capres dan cawapres. Debat ketiga khususnya, menjadi sorotan karena melibatkan 11 panelis terkemuka yang akan membahas subtema keamanan dan geopolitik—topik hangat yang tidak hanya menentukan masa depan kebijakan dalam negeri tetapi juga posisi strategis Indonesia di kancah internasional. Para panelis ini dipilih tidak hanya berdasarkan keahlian tetapi juga berbagai pertimbangan untuk membawa diskusi yang mendalam dan beragam perspektif.
Poin Penting
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah mengonfirmasi kesediaan dari 11 panelis berkompeten untuk debat ketiga Pilpres 2024.
- Debat tersebut akan mengangkat topik pertahanan dan keamanan, hubungan internasional, globalisasi, serta geopolitik.
- Profil para panelis yang terdiri dari akademisi dan praktisi dari berbagai universitas dan lembaga riset menjanjikan diskusi yang berbobot.
- Tantangan dan dinamika geopolitik yang dihadapi Indonesia menjadi salah satu subtema yang akan dikupas tuntas.
- Karantina panelis merupakan bagian dari persiapan agar debat dapat berjalan dengan kualitas yang maksimal.
- Peran CSIS, melalui salah satu panelisnya, menandakan pentingnya wawasan strategis dalam merumuskan kebijakan politik luar negeri.
Profil Terpilih: Memperkenalkan 11 Panelis Debat Pilpres 2024
Ketika panggung politik Indonesia bersiap untuk debat calon presiden dan wakil presiden 2024 yang ketiga, 11 sosok ekspert telah terpilih menjadi panelis dalam agenda penting ini. Mereka adalah representasi dari ekspertise, kompetensi, dan dedikasi terhadap studi keamanan serta geopolitik.
Kecermerlangan para panelis dapat dilihat dari profil dan pencapaian mereka di dunia akademik dan penelitian:
1. Prof. Angel Damayanti, Ph.D: Sebagai Guru Besar Bidang Keamanan Internasional di Universitas Kristen Indonesia, Prof. Angel tidak hanya dikenal di lingkungan akademis, tetapi juga menjadi suara penting dalam diskusi keamanan internasional.
2. Curie Maharani Savitri, Ph.D: Dosen Hubungan Internasional yang ahli dalam kajian industri pertahanan dan alih teknologi dari Universitas Binus ini membawa wawasan teknis dalam diskusi pertahanan dan keamanan nasional.
3. Prof. Evi Fitriani, Ph.D: Penggagas dan pemikir di balik banyak aspek kebijakan luar negeri Indonesia, beliau merupakan Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia yang telah berkontribusi seluas-luasnya pada dinamika politik global.
4. Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D: Sebagai ahli hukum internasional dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani, Prof. Hikmahanto kerap menjadi rujukan dalam membahas kebijakan dan regulasi internasional.
5. I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D: Pakar hukum laut dari Universitas Gadjah Mada ini penting dalam membahas aspek geospasial dan pemanfaatan laut yang menjadi vital bagi geopolitik Indonesia.
Dalam wujud yang lebih lengkap, inilah kontur keahlian yang diusung para panelis:
6. Dr. lan Montratama: Sebagai Dosen Hubungan Internasional dengan spesialisasi keamanan dan pertahanan dari Universitas Pertamina, pengalamannya mengedukasi memberikan dimensi edukatif dalam diskusi.
7. Irine Hiraswari Gayatri, Ph.D: Peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional yang merupakan poros analisis politik domestik dan internasional.
8. Philips J. Vermonte, Ph.D: Menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow di CSIS, beliau berkontribusi pada pemikiran strategis dalam tantangan geopolitik masa kini.
9. Prof. Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, S.I.P. S.SI., M.T, M.SI. (Han): Ketajaman analisis Guru Besar Bidang Keamanan Global dari Universitas Padjadjaran menjadikannya pilarnya diskursus pertahanan.
10. Dr. Kusnanto Anggoro selaku Pakar Keamanan Universitas Pertahanan
11. Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio selaku KSAL 2012-2014 dan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan
Jajaran panelis debat Pilpres 2024 yang ketiga ini membuktikan keseriusan dalam menghadirkan diskusi yang berkualitas. Setiap individu membawa perspektif unik dan pengetahuan yang mendalam, siap menggali dan menantang para kandidat dengan pertanyaan yang mengetuk aspek krusial keamanan nasional dan geopolitik global. Karantina yang akan dijalani oleh para panelis ini bukan hanya persiapan, tetapi pemantapan agar wawasan mereka dapat menyumbang substansi yang bernilai untuk pilihan rakyat di Pilpres 2024.
Baca Juga : Format Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden: Proporsi, Tema, dan Aturan
Mengungkap Kesediaan Panelis: Persiapan Menuju Debat Capres
Menjelang pagelaran debat Pilpres 2024, persiapan dari para panelis yang terpilih telah menjadi topik hangat yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Sebelas tokoh yang telah disepakati bersama oleh tim sukses dari para calon, kini bergerak maju dengan kesiapan penuh untuk mengemban tanggung jawab sebagaimana mestinya. Dalam proses menuju debat penting ini, ada beberapa langkah krusial yang telah dan akan mereka lakukan, antara lain:
- Persiapan Materi yang Mendalam: Para panelis ini memiliki latar belakang akademis dan profesional di berbagai aspek keamanan dan geopolitik yang luas. Dengan kompetensi mereka, persiapan materi dibangun atas dasar pengetahuan yang mereka miliki, diperkaya melalui studi literatur terkini, diskusi dengan kolega seprofesi, serta memonitor perkembangan situasi global yang relevan dengan subtema debat.
- Karantina Pra-Debat: Sebagai bagian dari ketentuan yang diatur oleh KPU, para panelis akan menjalani masa karantina menjelang debat. Karantina ini bertujuan untuk menjaga integritas dan objektivitas para panelis, memastikan pertanyaan yang diajukan selama debat benar-benar reflektif, orisinal, dan bebas dari intervensi eksternal.
- Validasi Data dan Fakta: Mengedepankan data dan fakta yang akurat merupakan salah satu prinsip utama yang dijunjung tinggi oleh panelis. Mereka melakukan validasi informasi untuk memastikan bahwa isu yang diangkat dalam debat didukung dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Latihan Modulasi Pertanyaan: Panelis juga melatih cara penyampaian pertanyaan agar efektif dan mudah dipahami oleh kandidat serta audiens. Cara penyampaian yang baik dan piawai akan memastikan bahwa debat dapat berlangsung lancar dan produktif.
Setiap panelis paham betul bahwa kesediaan mereka menjadi bagian dari perhelatan politik penting ini membawa tanggung jawab moral untuk memberikan arahan yang konstruktif demi pemahaman publik yang lebih baik atas visi dan misi calon presiden serta wakil presiden. Semangat mereka untuk memberikan sumbangsih dalam memperkaya diskusi demokrasi mencerminkan dedikasi yang tidak bisa dianggap enteng.
Ekspresi kesediaan dari para panelis seperti Prof. Angel Damayanti hingga Dr. Philips J. Vermonte ini menegaskan bahwa sesi debat mendatang akan menjadi wadah untuk menguji kemampuan berpikir kritis dan kemampuan para calon dalam merespons tantangan yang riil. Partisipasi dan persiapan mereka menjamin upaya bersama untuk menghasilkan debat yang tidak hanya informatif tapi juga menempatkan aspek keamanan dan geopolitik sebagai bahan pemikiran yang bernas untuk masa depan Indonesia.
Dalam Sorotan: Subtema Pertahanan dan Keamanan pada Debat Ketiga
Indonesia, sebagai negara dengan banyak pulau dan posisi geopolitik yang krusial, selalu menghadapi berbagai tantangan dalam hal pertahanan dan keamanan. Debat ketiga pada Pilpres 2024 yang termasuk subtema pertahanan dan keamanan diharapkan menjadi sebuah ajang diskusi produktif seputar isu-isu strategis ini. Tidak diragukan lagi, pembahasan akan sangat intens mengingat keprihatinan terkini mengenai dinamika regional dan global yang terus bergerak dinamis.
- Peningkatan Kemampuan Pertahanan: Panelis debat dipersiapkan untuk menggali komitmen dan strategi para kandidat dalam memperkuat sektor pertahanan nasional. Ini mencakup isu pengadaan alutsista, pembaruan doktrin militer, hingga alih teknologi untuk industri pertahanan dalam negeri. Indonesia berada dalam masa di mana modernisasi militer bukan saja menjadi kebutuhan, tetapi juga simbol kedaulatan negara.
- Penanganan Konflik Regional: Panelis juga akan menyoroti bagaimana calon presiden mendekati potensi konflik yang bisa terjadi, termasuk dalam konteks sengketa wilayah atau klaim-klaim maritim. Hal ini sangat penting mengingat Indonesia memiliki garis perbatasan yang panjang dengan banyak negara tetangga, serta letaknya yang strategis di antara dua samudra dan dua benua.
- Strategi Menghadapi Ancaman Non-tradisional: Ancaman seperti terorisme, cyber-attacks, hingga pandemi telah menunjukkan bahwa keamanan nasional bukan hanya masalah militer, tetapi juga multidimensi. Panelis akan menguji visi kandidat dalam menjawab ancaman-ancaman tidak konvensional ini, seraya mengevaluasi ketahanan nasional dalam skenario keamanan yang memburuk.
Analisis dari setiap subtema tersebut sangat penting untuk memahami sejauh mana para calon presiden dan wakil presiden memiliki pemahaman mendalam dan rencana yang konkret untuk menjaga serta mempertahankan kedaulatan Indonesia. Debat ini tidak hanya diharapkan menjadi perbandingan kebijakan dan janji kampanye, tetapi juga sebagai media edukasi publik mengenai isu-isu keamanan yang dihadapi Indonesia.
Masyarakat sangat menantikan bagaimana 11 panelis yang terpilih akan mendalami dan mengkonfrontasi topik-topik penting tersebut dengan para kandidat. Lewat pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan mendalam, debat ini diharapkan menjadi penanda dari keseriusan dan kapabilitas calon pemimpin bangsa dalam menavigasi tantangan-tantangan keamanan yang kian kompleks. Profil-panelis debat Pilpres 2024 yang mencakup pakar keamanan dan geopolitik diharapkan dapat memperkaya diskusi untuk menghasilkan gambaran yang lebih jelas mengenai masa depan keamanan nasional.
Tantangan Geopolitik Indonesia dan Pemetaan Dinamika Politik Luar Negeri
Di tengah pesatnya arus globalisasi dan pergeseran kekuatan ekonomi global, Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara menghadapi tantangan geopolitik yang kompleks. Secara historis, posisi strategis Indonesia telah memberikan pengaruh signifikan terhadap dinamika regional dan internasional.
- Pertama, bangkitnya ekonomi baru seperti China dan India telah menimbulkan dinamika kekuatan baru yang harus dikelola dengan strategi yang matang. Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang serta menangkal potensi ancaman yang muncul dari perubahan ini, baik dalam konteks perdagangan, investasi, maupun keamanan regional.
- Kedua, kerjasama regional seperti ASEAN dan APEC menjadi kunci penting dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Capres diharapkan dapat menguraikan bagaimana mereka akan memperkuat kerjasama dan memastikan bahwa Indonesia mendapatkan manfaat maksimal dari keterlibatan di organisasi-organisasi regional tersebut.
- Ketiga, hubungan bilateral dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara G20 lainnya membutuhkan pendekatan yang seimbang antara menjaga kedaulatan negara dan mengambil keuntungan dari kerjasama ekonomi serta politik. Pemimpin Indonesia berikutnya harus mampu menavigasi hakikat hubungan ini dengan bijak.
Debat Pilpres 2024 yang mengusung subtema geopolitik dan politik luar negeri ini menuntut para capres untuk menjabarkan visi diplomasi dan pengaruh global mereka yang informatif. Para pemimpin mendatang harus mengartikulasikan rencana aksi mereka dalam menangani isu-isu sensitif seperti konflik di Laut China Selatan, kemitraan strategis dengan negara lain, serta pelestarian lingkungan yang menjadi sorotan global.
Para panelis yang terpilih, dari kalangan akademisi dan peneliti, diharapkan dapat menggali pandangan capres dan cawapres dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong pemikiran kritis terkait dengan:
- Keberlangsungan kerjasama internasional di tengah rivalitas negara besar.
- Antisipasi terhadap perubahan kebijakan luar negeri negara mitra.
- Optimasi manfaat dari forum internasional untuk pembangunan nasional.
Para pendukung pun mempunyai ekspektasi bahwa para calon presiden dapat menyampaikan ide serta langkah konkret dalam menghadapi realitas geopolitik saat ini dan masa depan yang penuh dinamika. Kita menantikan debat yang mendalam mengenai hal ini yang mana akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi pemilih dalam menentukan pilihan mereka di Pilpres 2024.
Baca Juga : Pemilu 14 Februari 2024: Apakah Libur Nasional? Jadwal Lengkap dan Tahapan Pemilu