Site icon www.panggungpolitik.com

Kontroversi Pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel: Peran NGO dan Klarifikasi PBNU

Kontroversi Pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel: Peran NGO dan Klarifikasi PBNU

Kontroversi Pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel: Peran NGO dan Klarifikasi PBNU

PanggungPolitik – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan bahwa pertemuan antara lima warga Nahdlatul Ulama (nahdliyin) dengan Presiden Israel Isaac Herzog disponsori oleh sebuah organisasi nirlaba atau NGO.

Menurut Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, NGO tersebut berperan sebagai advokat untuk Israel.

Dalam konferensi pers di Kantor PBNU Jakarta pada Selasa, Gus Yahya menjelaskan bahwa terdapat beberapa organisasi nirlaba yang membantu kepentingan Israel dalam hal lobi dan negosiasi.

“Setelah saya tanya-tanya, ini memang dari satu channel NGO yang merupakan advokat dari Israel,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (17/07).

Meski demikian, Gus Yahya tidak mengungkapkan nama dari NGO yang mensponsori pertemuan kelima nahdliyin tersebut dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Ia hanya menekankan bahwa ada banyak NGO di dunia yang beroperasi sebagai advokat Israel, yang membantu dalam lobi dan kepentingan Israel. “Ini yang mengajak mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gus Yahya menyatakan bahwa fenomena serupa tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain.

Menurutnya, ada berbagai cara yang digunakan oleh NGO-NGO ini untuk menyampaikan pesan-pesan dari Israel.

Gus Yahya juga menjelaskan mengenai keberangkatan kelima nahdliyin tersebut hingga bisa bertemu dengan Presiden Israel, meskipun tidak ada perwakilan Kedutaan Besar Israel di Indonesia.

“Jelas bahwa visanya nggak didapat dari Indonesia, karena nggak ada perwakilan Israel di sini. Tapi itu bisa saja diatur soal teknisnya,” ucapnya.

Sebagai pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia, Gus Yahya menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh lima orang anggotanya. Ia berharap bahwa kejadian ini tidak menimbulkan kesalahpahaman lebih lanjut.

Untuk diketahui, lima nahdliyin tersebut mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog dan foto pertemuan tersebut menjadi viral di media sosial.

Mereka berasal dari berbagai lembaga di bawah naungan PBNU, termasuk Fatayat NU, Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa NU, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten.

Kontroversi ini menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai reaksi, terutama karena hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel yang tidak terjalin secara resmi. Kejadian ini menjadi sorotan utama, menyoroti peran NGO dalam memfasilitasi pertemuan yang kontroversial.

Baca Juga: Kaesang di Duetkan dengan Jusuf Hamka dan Zita Anjani, Siapa Saja Mereka?

Exit mobile version