PanggungPolitik– Peta persaingan dalam pemilihan kepala daerah Jakarta 2024 mendapatkan dinamika terbaru setelah Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Ridwan Kamil dan Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Langkah strategis ini mengkuatkan posisi RK-Suswono dalam kontestasi politik ibu kota, namun sekaligus menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Anies Baswedan, tokoh dengan elektabilitas tinggi yang sebelumnya dianggap sebagai calon terdepan dalam perebutan kursi gubernur DKI Jakarta.
KIM Plus, yang merupakan koalisi dari 12 partai politik termasuk Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golkar, dan PKS, secara resmi mendukung duet Ridwan Kamil-Suswono dalam sebuah deklarasi yang diselenggarakan di Jakarta.
Dengan dukungan padu ini, RK-Suswono menjadi pasangan pertama yang diumumkan ke publik dengan dukungan penuh dari parpol dengan kursi di DPRD DKI Jakarta.
Kondisi ini sekaligus menutup pintu bagi Anies Baswedan, eks Gubernur Jakarta yang sebelumnya telah mendapat dukungan dari beberapa partai seperti NasDem, PKB, dan PKS.
“Saya sudah beri tahu Pak Anies, ‘Pak Anies, Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta. Kita cari momentum yang lebih tepat lagi ke depan.’ Ada pemahaman itu,” demikian Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, ketika dia mengumumkan batalnya dukungan partainya kepada Anies.
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah membuka jendela harapan baru bagi Anies untuk tetap berkompetisi di Pilkada Jakarta 2024.
“Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian,” ungkap Ketua MK Suhartoyo tentang putusan yang memungkinkan Anies kembali menimbang peluangnya di Pilgub Jakarta mendatang.
Namun, hingga kini, rintangan masih berdiri di depan mantan Gubernur Jakarta tersebut, terutama setelah PKS mengumumkan pengalihan dukungan mereka.
Ketidakpastian politik ini semakin meluas seiring dengan belum adanya kepastian posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki kursi cukup untuk mengusung calon sendiri namun masih dapat membuka peluang koalisi dengan Anies.
“Kalau bisa maju sendiri sih, pasti kita maju. Masalahnya kan kita enggak cukup kursi untuk maju [sendiri],” kata Deddy Yevri Sitorus, anggota DPR-RI dari fraksi PDI-P.
Wakil Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menyatakan optimisme PDIP dalam mengupayakan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta, serta rencana untuk memasangkannya dengan Hendrar Prihadi. Namun, sampai detik ini, tak satu pun keputusan final yang diumumkan oleh PDIP.
Saat ditanya tentang peluang dan strategi kedepannya, jubir Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, memberikan sinyal bahwa masih terbuka kemungkinan-kemungkinan politik hingga batas akhir pendaftaran.
“Batas akhir ada di tanggal 29 Agustus saat penutupan pendaftaran. Sebelum batas akhir pendaftaran maka semua masih bisa terjadi,” ungkap Angga Putra Fidrian.
Dinamika politik yang terus bergerak di Pilkada Jakarta 2024 ini layak diantisipasi, dengan Anies Baswedan dan para penantang lainnya termasuk Hendrar Prihadi terus berusaha memanfaatkan setiap peluang yang hadir, sebagaimana yang direfleksikan dalam pergerakan cepat para elit politik di ibu kota.