Dalam pernyataannya, ia bahkan sempat tak percaya diri maju Pilgub Jakarta 2024 lantaran menyebut namanya tidak pernah muncul dalam survei elektabilitas yang dilakukan.
Sementara itu, Ahok menempati posisi kedua dalam survei tersebut, berada di bawah Anies Baswedan yang menduduki peringkat pertama. Ridwan Kamil mengikuti di posisi ketiga.
“Nama saya bahkan tidak masuk peringkat 100 besar,” ujarnya dengan nada bercanda namun serius. Pramono menyadari betul bahwa popularitas dan elektabilitas adalah faktor penting dalam memenangkan Pilkada, dan itulah alasan utama dirinya mendorong Ahok untuk maju kembali.
Meskipun awalnya menolak, politisi yang akrab disapa Pram ini akhirnya memutuskan untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2024 bersama Rano Karno sebagai calon wakil gubernur.
Menariknya, Pram berencana menghidupkan kembali sejumlah program yang pernah dirancang oleh Ahok namun belum sempat terealisasi selama masa jabatannya sebagai gubernur.
Untuk itu, dirinya mengaku telah berkomunikasi secara intens dengan Ahok, meminta masukan dan ide-ide untuk Jakarta ke depannya.
Ia menilai bahwa warisan (legacy) Ahok di Jakarta cukup banyak dan sayang untuk tidak dilanjutkan.
“Jadi secara, nomor satu itu Mas Anies, nomor dua Pak Ahok, nomor tiga Ridwan Kamil. Pramono nomor 100 juga enggak ada,” tambahnya lagi.
Saat ini, pasangan Pramono-Rano masih berstatus sebagai bakal calon. Mereka akan bersaing dengan dua pasangan lainnya, yaitu Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana, yang juga telah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan akan menetapkan pasangan calon resmi pada 22 September 2024.
Selanjutnya, masa kampanye akan dimulai pada 25 September hingga 23 November 2024, dengan masa tenang pada 24-26 November.
Puncak dari Pilkada Jakarta 2024 akan digelar secara serentak pada 27 November 2024 di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Anies Ternyata Sempat Dapat Masukan dari PKS Bentuk Partai Sendiri?