Panggungpolitik – Eks Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kembali menjadi sorotan publik setelah aksinya memprotes maskapai Super Air Jet viral di media sosial.
Aksi tersebut terjadi akibat keterlambatan atau delay jadwal penerbangan rute Denpasar (DPS) menuju Jakarta (CGK) yang terus diundur selama berjam-jam.
Dalam video yang beredar luas, Ridwan Kamil tampak berbicara langsung dengan petugas bandara. Ia meminta agar dihubungkan dengan pihak yang bertanggung jawab atas keterlambatan yang terjadi.
Di sekitar lokasi, sejumlah penumpang lain turut menyuarakan kekecewaan mereka terhadap situasi tersebut, bahkan terdengar desakan agar petugas segera menghubungi atasan mereka.
Kuasa hukum Ridwan Kamil, Muslim Jaya Butar Butar, memberikan penjelasan mengenai kejadian itu. Ia menyampaikan bahwa pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU 745 awalnya dijadwalkan terbang pada pukul 21.30 WITA. Namun, jadwal tersebut mendadak diundur menjadi 23.45 WITA, lalu kembali ditunda hingga pukul 01.30 WITA.
“Pesawat Super Air Jet IU 745 jadwal 21.30 WITA DPS-CGK. Tiba-tiba diundur ke jam 23.45 WITA. Diundur lagi ke jam 01.30 WITA,” ungkap Muslim kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).
Penundaan tersebut tidak berhenti sampai di situ. Menurut Muslim, penerbangan akhirnya dibatalkan dan dijadwalkan ulang untuk berangkat keesokan harinya pukul 08.00 WITA. Dengan demikian, total keterlambatan mencapai sekitar 10 jam.
“Tiba-tiba diumumkan pesawat dibatalkan, akan berangkat jam 08.00 WITA esok harinya. Total delay 10 jam,” lanjutnya.
Adapun alasan penundaan, menurut informasi yang diterima para penumpang, adalah karena adanya proses pengaspalan atau overlay landasan pacu yang dilakukan pihak bandara pada pukul 02.00 hingga 07.00 WITA. Padahal, pada saat itu pesawat dalam kondisi siap berangkat.
“Alasan gagal berangkat karena jam 02.00-07.00 WITA pihak bandara ada pengaspalan jalan. Padahal pesawat ada dan siap berangkat,” jelas Muslim.
Ia menambahkan bahwa para penumpang mempertanyakan keputusan tersebut. Mereka mengusulkan agar pengaspalan bisa ditunda sebentar demi mengakomodasi ratusan penumpang yang telah menunggu sejak malam.
“Penumpang protes, kenapa ngaspal jalan nggak ditunda aja sejam, demi ratusan penumpang bisa terbang. Karena pesawat sudah siap,” tambahnya.
Muslim juga mengungkapkan bahwa Ridwan Kamil diminta oleh para penumpang untuk mewakili mereka melakukan lobi kepada pimpinan bandara. Namun upaya tersebut menemui jalan buntu karena tidak ada akses komunikasi yang diberikan oleh manajemen bandara.
“Saya tiba-tiba diminta para penumpang untuk membantu melobi pihak pimpinan bandara. Tapi manajer bandara tidak mau memberi kami bicara ke pimpinannya. Itu inti protes kemarin. Ada yang gagal ujian, gagal transit, gagal meeting, dan lain-lain,” tutur Ridwan Kamil seperti disampaikan pengacaranya.
“Dan pihak teknis bandara tidak memberi akses penumpang untuk bicara ke pimpinan bandara dan pilot pesawat yang stand by,” pungkasnya.
Insiden ini menyoroti pentingnya koordinasi dan komunikasi yang lebih baik antara pihak maskapai, otoritas bandara, dan penumpang, khususnya dalam kondisi force majeure seperti perawatan landasan pacu.