• Latest
  • Trending
  • All
  • News
  • Business
  • Politics
  • Science
  • World
  • Lifestyle
  • Tech
Survei SMRC: Pendukung PKS-Anies Condong Percaya Negara Kriminalisasi Ulama

Survei SMRC: Pendukung PKS-Anies Condong Percaya Negara Kriminalisasi Ulama

7 April 2021
Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Dimajukan ke 06.30

Mulai 14 Juli 2025, Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Dimajukan ke 06.30

9 Juli 2025
Gibran Rakabuming Raka

Benarkah Wapres Gibran Ditugaskan Berkantor di Papua? Ini Kata Menko Kumham Yusril

9 Juli 2025

Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

8 Juni 2025

Meet the woman who’s making consumer boycotts great again

7 Juni 2025

New campaign wants you to raise funds for abuse victims by ditching the razor

6 Juni 2025

Twitter tweaks video again, adding view counts for some users

5 Juni 2025

A beginner’s guide to the legendary Tim Tam biscuit, now available in America

4 Juni 2025

India is bringing free Wi-Fi to more than 1,000 villages this year

3 Juni 2025

Betterment moves beyond robo-advising with human financial planners

2 Juni 2025

People are handing out badges at Tube stations to tackle loneliness

1 Juni 2025

Trump’s H-1B Visa Bill spooks India’s IT companies

31 Mei 2025

Magical fish basically has the power to conjure its own Patronus

30 Mei 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Rabu, Juli 9, 2025
  • Login
www.panggungpolitik.com
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    • All
    • Business
    • Politics
    • Science
    • World

    Meet the woman who’s making consumer boycotts great again

    New campaign wants you to raise funds for abuse victims by ditching the razor

    Twitter tweaks video again, adding view counts for some users

    A beginner’s guide to the legendary Tim Tam biscuit, now available in America

    India is bringing free Wi-Fi to more than 1,000 villages this year

    Betterment moves beyond robo-advising with human financial planners

    Magical fish basically has the power to conjure its own Patronus

    This Filipino guy channels his inner Miss Universe by strutting in six-inch heels and speedos

    Oil spill off India’s southern coast leaves fisherman stranded, marine life impacted

    You can now play Bill Gates’ first PC game and run over donkeys on your iPhone, Apple Watch

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Tech
    • All
    • Apps
    • Gear
    • Mobile
    • Startup

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Meet the woman who’s making consumer boycotts great again

    New campaign wants you to raise funds for abuse victims by ditching the razor

    Twitter tweaks video again, adding view counts for some users

    A beginner’s guide to the legendary Tim Tam biscuit, now available in America

    India is bringing free Wi-Fi to more than 1,000 villages this year

    Betterment moves beyond robo-advising with human financial planners

    People are handing out badges at Tube stations to tackle loneliness

    Trump’s H-1B Visa Bill spooks India’s IT companies

    Oil spill off India’s southern coast leaves fisherman stranded, marine life impacted

    Trending Tags

    • Flat Earth
    • Sillicon Valley
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Golden Globes
    • Future of News
  • Entertainment
    • All
    • Gaming
    • Movie
    • Music
    • Sports

    Meet the woman who’s making consumer boycotts great again

    New campaign wants you to raise funds for abuse victims by ditching the razor

    Twitter tweaks video again, adding view counts for some users

    A beginner’s guide to the legendary Tim Tam biscuit, now available in America

    People are handing out badges at Tube stations to tackle loneliness

    Trump’s H-1B Visa Bill spooks India’s IT companies

    Magical fish basically has the power to conjure its own Patronus

    This Filipino guy channels his inner Miss Universe by strutting in six-inch heels and speedos

    Oil spill off India’s southern coast leaves fisherman stranded, marine life impacted

    You can now play Bill Gates’ first PC game and run over donkeys on your iPhone, Apple Watch

  • Lifestyle
    • All
    • Fashion
    • Food
    • Health
    • Travel

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Meet the woman who’s making consumer boycotts great again

    New campaign wants you to raise funds for abuse victims by ditching the razor

    Twitter tweaks video again, adding view counts for some users

    India is bringing free Wi-Fi to more than 1,000 villages this year

    Betterment moves beyond robo-advising with human financial planners

    People are handing out badges at Tube stations to tackle loneliness

    Trump’s H-1B Visa Bill spooks India’s IT companies

    Magical fish basically has the power to conjure its own Patronus

    This Filipino guy channels his inner Miss Universe by strutting in six-inch heels and speedos

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Climate Change
    • Flat Earth
No Result
View All Result
www.panggungpolitik.com
No Result
View All Result
Home Indonesia Damai Jaga Negeri

Survei SMRC: Pendukung PKS-Anies Condong Percaya Negara Kriminalisasi Ulama

by Redaksi Panggungpolitik
7 April 2021
in Jaga Negeri
0
Survei SMRC: Pendukung PKS-Anies Condong Percaya Negara Kriminalisasi Ulama
491
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta – Lembaga Survei SMRC merilis hasil survei terkait warga muslim yang percaya atau tidak dengan isu kriminalisasi ulama. Hasilnya sebanyak 60 persen warga muslim tidak percaya isu kriminalisasi ulama.

Survei tersebut dilakukan pada rentang 28 Februari hingga 8 Maret 2021. Survei yang dilakukan terhadap 1.064 responden dengan metode multistage random sampling, margin of error kurang lebih 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling. Responden terpilih dilakukan secara tatap muka. Kemudian dilakukan quality control dengan mendatangi kembali 20 persen responden yang sudah diwawancarai.

Survei ini dilatarbelakangi ada peristiwa bentrok yang mengakibatkan 6 laskar FPI tewas. Serta pada akhir Desember 2020 pemerintah telah membubarkan FPI dan melarang kegiatannya. Tiga tahun sebelumnya (2017) pemerintah juga telah membubarkan HTI.

SMRC menanyai responden dengan pertanyaan ‘ada berbagai pendapat tentang pemerintahan sekarang di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Diantara pendapat berikut seberapa percaya atau tidak percaya Ibu/Bapak bahwa pendapat tersebut benar?’. Berikut pertanyaannya, ‘Pemerintah atau negara sekarang sering menjadikan ulama sebagai orang yang melakukan pelanggaran hukum atau kriminalisasi ulama? Apakah anda percaya pada angka tersebut atau tidak’.

Hasilnya:
1. 3 persen responden menjawab sangat percaya pemerintah melakukan kriminalisasi ulama
2. 24 persen responden menjawab percaya
3. 54 persen responden menjawab tidak percaya
4. 6 persen responden menjawab sangat tidak percaya
5. 13 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak jawab

Jika ditotal sebanyak 60 persen dari umat islam dalam responden ini menyatakan tidak percaya pemerintah melakukan kriminalisasi ulama. Namun ada 27 persen yang menyatakan percaya pemerintah melakukan kriminalisasi ulama.

“Kalau kita gabung antara yang tidak percaya dan yang sangat tidak percaya itu maka ada 60 persen warga kita yang tidak percaya dengan isu kriminalisasi ulama. Cukup besar bedanya dengan yang percaya kalau digabung angkanya 27 persen,” kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, dalam konferensi pers bertajuk Rilis Survei SMRC: Sikap publik nasional terhadap FPI dan HTI, yang ditayangkan di SMRC TV, Senin (6/4/2021).

“Ada 60 persen warga muslim di Indonesia yang tidak percaya isu mengenai kriminalisasi ulama,” katanya.

Ia mengungkap terhadap kedua pertanyaan ini khusus diberikan kepada responden muslim. Survei SMRC mengungkap dari responden berbasis massa pendukung partai, massa pendukung PKS (57%) cenderung mempercayai pemerintah sekarang sering melakukan kriminalisasi agama.

“Proporsi pemilih partai PKS ada 56% yang menyatakan percaya dengan isu bahwa sekarang pemerintah sering melakukan kriminalisasi agama. Setelah PKS disusul PAN (41%), paling sedikit massa PPP (15%).

Kemudian dilihat dari responden berbasis massa pemilih calon presiden, yang percaya isu negara sering melakukan kriminalisasi terhadap ulama paling banyak datang dari massa pemilih Anies Baswedan (51%), kemudian massa pemilih Anies Baswedan (62%) juga cenderung percaya isu keinginan umat Islam sering dibungkam oleh pemerintah.

“Dari massa pemilih calon presiden yang percaya negara sering melakukan kriminalisasi terhadap ulama paling banyak datang dari massa pemilih Anies Baswedan,” katanya.

Survei SMRC menyebut bahwa warga muslim yang percaya dengan isu kriminalisasi agama, isu umat islam dibungkam, dakwah islam dibatasi paling banyak datang dari warga pendapatan lebih besar (lebih dari 2 juta sebanyak 36%).

Kemudian dari segi etnis paling banyak berasal dari etnis Minang (60%) dan Betawi (42%). Kemudian dilihat dari sebaran wilayah, responden yang berasal dari DKI Jakarta cenderung mempercayai isu-isu terkait kriminalisasi ulama (41%), percaya isu keinginan umat Islam sekarang sering dibungkam (59%), percaya isu dakwah Islam sekarang sering dibatasi pemerintah (58%), setuju jika pendakwah mendapat harus izin pemerintah (46%).

“Warga muslim yang percaya dengan isu di atas itu lebih banyak datang dari kelompok warga yang ada di DKI (41%). Sementara untuk persetujuan bahwa pendakwah harus mendapat izin dari pemerintah yang setuju paling banyak itu datang dari DKI (58%), Jabar (39%),” ucapnya.

Kemudian SMRC juga menanyai responden dengan pertanyaan ‘keinginan umat Islam sekarang sering dibungkam oleh pemerintah/negara’. Hasilnya sebanyak 54 persen warga menjawab tidak isu tersebut.

Hasil survei:
1. 3 persen responden menjawab sangat percaya isu tersebut
2. 29 persen responden menjawab percaya
3. 50 persen responden menjawab tidak percaya isu tersebut
4. 4 persen responden menjawab sangat tidak percaya isu tersebut
5. 14 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak jawab

“Ada 54 persen warga muslim Indonesia yang tidak percaya bahwa sekarang ini keinginan umat islam sering dibungkam oleh pemerintah,” ujarnya.

Hasil temuan SMRC menilai 54 persen masyarakat tidak setuju pemerintah membungkam keinginan umat islam. Namun cukup banyak yang setuju yaitu 32 persen.

Hasil survei SMRC mengungkap responden yang paling banyak percaya terhadap isu ‘sekarang keinginan umat Islam sering dibungkam oleh pemerintah/negara’ datang dari massa pemilih PKS (67%), Demokrat (42%), Gerindra (42%).

Sementara itu dari basis responden yang paling banyak percaya terhadap isu ‘bahwa dakwah islam sekarang sering dibatasi pemerintah’ itu datang dari massa PKS (67%), PKB (41%), PAN (41%), Demokrat (41%).

SMRC juga menanyai responden dengan pertanyaan ‘Apakah Ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju jika pendakwah agama (ustaz, pendeta, pastor, biksu) harus mendapat izin pemerintah. Hasilnya 3 persen menyatakan sangat setuju, 35 persen menyatakan setuju, 50 persen responden menyatakan tidak setuju, 5 persen masyarakat menjawab sangat tidak setuju, dan 7 persen yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.

“Di antara umat islam 54% itu bersikap bahwa mereka tidak setuju bahwa dakwah harus mendapat izin dari pemerintah. Secara umum umat Islam merasa memiliki kebebasan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan mereka dan mereka tidak setuju jika ada upaya melakukan pembatasan misalnya dengan bahwa pendakwah harus mendapatkan izin dari pemerintah,” sambungnya.

Sementara itu dari segi responden yang setuju dengan isu agar pendakwah, ustadz, pastor, pendeta mendapat izin dari pemerintah paling banyak dari massa pemilih PDIP (48%), Demokrat (47%) dan yang menyatakan tidak setuju paling banyak datang dari responden dengan basis massa PKS (73%), Golkar (69%).

“Tentang usulan pendakwah harus mendapatkan izin pemerintah yang paling banyak menolak itu adalah massa pemilih Pak Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dan yang menyatakan persetujuan paling banyak datang dari massa AHY (45%), Ganjar Pranowo (43%(, dan Ridwan Kamil (42%). (yld/tor)

sumber : detikcom

Tags: Kriminalisasi UlamaSurvei SMRC
Share196Tweet123Share49
Redaksi Panggungpolitik

Redaksi Panggungpolitik

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ganjar Pranowo 1

Ganjar Pranowo: Harapan Baru Indonesia Menuju Kepemimpinan Rakyat

18 Januari 2024
Mimpi Indonesia 2045

Harapan dan Tantangan Indonesia 2045

25 Januari 2024
Prabowo Subianto

Susunan Kabinet Prabowo di Spill Luhut Bakal Diumumkan 21 Oktober 2024?

6 Agustus 2024
Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Arnold Ronsumbre: Ini Kunci Kemajuan Papua

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Arnold Ronsumbre: Ini Kunci Kemajuan Papua

9

Tokoh Pemuda Suku Kamoro Serukan Pentingnya Makanan Bergizi untuk Generasi Papua

8
Potret Tantangan Vaksinasi Warga dalam Bingkai Survei

Potret Tantangan Vaksinasi Warga dalam Bingkai Survei

0
Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Dimajukan ke 06.30

Mulai 14 Juli 2025, Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Dimajukan ke 06.30

9 Juli 2025
Gibran Rakabuming Raka

Benarkah Wapres Gibran Ditugaskan Berkantor di Papua? Ini Kata Menko Kumham Yusril

9 Juli 2025

Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

8 Juni 2025
www.panggungpolitik.com

Copyright © 2017 JNews.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politics
    • Business
    • World
    • Science
  • Entertainment
    • Gaming
    • Music
    • Movie
    • Sports
  • Tech
    • Apps
    • Gear
    • Mobile
    • Startup
  • Lifestyle
    • Food
    • Fashion
    • Health
    • Travel

Copyright © 2017 JNews.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In