Sebagai wakil presiden terpilih, Gibran pun membuka kemungkinan untuk pindah domisili ke Jakarta secara resmi. Hal ini dapat memungkinkannya menjadi pemilih dalam Pilkada Jakarta mendatang.
“Sepertinya saya akan pindah domisili ke Jakarta, mungkin juga KTP-nya pindah ke Jakarta,” kata Gibran, menunjukkan keseriusannya dalam menata kehidupan baru di ibu kota.
Meski begitu, putra Presiden Jokowi ini menegaskan bahwa ia telah mempersiapkan tempat tinggal di Jakarta.
“Sekolah anak-anak dekat rumah. Saya belum dilantik jadi tidak mungkin tinggal di rumah dinas. Sudah ada kediaman kecil-kecilan,” pungkasnya, memberikan gambaran bahwa segala persiapan telah matang untuk memulai hidup baru di Jakarta.
Sebelumnya, pada siang hari tadi, Gibran mendatangi Gedung DPRD Solo untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Wali Kota Solo.
Dalam kunjungannya, ia didampingi oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, dan Sekda Solo, Budi Murtono.
Setelah menyelesaikan urusan administrasi tersebut, kakak dari Kaesang Pangarep ini langsung mengemasi barang-barangnya di kantor, termasuk sejumlah mainan milik anak-anaknya. Ia juga menyempatkan diri untuk berpamitan dengan sejumlah tokoh dan rekan kerjanya.
Perpindahan ini tidak hanya menandai perubahan dalam kehidupan pribadinya dan keluarganya, tetapi juga membawa harapan baru bagi masa depan mereka di Jakarta.
Sebagai wakil presiden terpilih, Gibran akan menghadapi tantangan dan tanggung jawab baru di kancah politik nasional.
Keputusan ini diambil olehnya dengan pertimbangan matang, demi kelancaran transisi dan kesejahteraan keluarga. Dengan persiapan yang telah dilakukan, Gibran siap mengemban amanah baru di ibu kota.
Usai resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo, ayah dua anak itu juga sudah membacakan surat pengunduran dirinya dalam rapat paripurna yang digelar di Kantor DPRD Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah, hari ini, Rabu (17/07).
Usai mengajukan surat pengunduran dirinya tersebut, DPRD Surakarta juga diketahui sudah menyetujui permohonan Gibran tersebut.
Baca Juga: Kontroversi Pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel: Peran NGO dan Klarifikasi PBNU
