Panggungpolitik – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto baru saja kembali ke Tanah Air setelah melakukan kunjungan kenegaraan singkat ke China.
Lawatan ke Beijing ini berlangsung kurang dari delapan jam, namun penuh agenda penting yang mempertemukan Prabowo dengan Presiden Xi Jinping serta Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kunjungan ini awalnya sempat diragukan akan terlaksana karena kondisi dalam negeri tengah memanas akibat demonstrasi besar pada 25 dan 28 Agustus 2025.
Unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut menelan korban luka hingga korban jiwa. Namun setelah menggelar rapat kabinet dan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat, partai politik, buruh, serta pemuka agama pada 31 Agustus, Prabowo menilai situasi nasional bisa terkendali berkat dukungan publik dan aparat.
Dengan dasar itu, Presiden akhirnya berangkat ke Beijing pada 2 September malam.
“Setelah melaksanakan lawatan singkat selama kurang dari 8 jam di Beijing, RRT, Presiden Prabowo Subianto tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, sekitar pukul 20.45 WIB malam ini,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Agenda utama kunjungan adalah menghadiri parade militer dalam rangka peringatan 80 tahun kemenangan perang perlawanan rakyat China. Acara akbar di Lapangan Tiananmen ini juga dihadiri pemimpin dunia lain seperti Putin dari Rusia dan Kim Jong Un dari Korea Utara.
Dalam barisan utama, Prabowo berdiri di samping Putin, sementara Xi Jinping berada di sisi lain dengan Kim Jong Un di sampingnya. Momen kebersamaan ini menandai posisi Indonesia dalam diplomasi global yang semakin diperhitungkan.
Selain parade, ia juga menggelar pertemuan bilateral dengan Xi Jinping di Great Hall of the People. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menghadiri KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) pada akhir Agustus. Prabowo juga berterima kasih atas sambutan hangat dari pemerintah China.
Pertemuan keduanya membahas berbagai kerja sama strategis, termasuk rencana pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di pesisir utara Jawa.
Proyek ini disebut penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan perlindungan kawasan pesisir.
Mantan Menteri Pertahanan ini juga menegaskan bahwa peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–China harus menjadi momentum memperkuat kemitraan jangka panjang.
Tidak hanya itu, Presiden RI ke-8 itu juga menyempatkan diri untuk bertemu secara khusus dengan Putin. Pertemuan berlangsung akrab, bahkan keduanya sempat berpelukan dalam suasana penuh kehangatan. Menurut Seskab Teddy, pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama di bidang ekonomi dan investasi.
“Selain menghadiri acara tersebut, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, masing-masing untuk menindaklanjuti dan memastikan jalannya berbagai investasi ekonomi yang sudah terjalin di antara kedua negara,” ungkapnya.
Lawatan singkat namun padat agenda ini dipandang sebagai langkah strategis Prabowo untuk menegaskan posisi Indonesia di panggung internasional.
Dengan menjalin komunikasi erat bersama Xi Jinping dan Putin, Indonesia diharapkan mampu memperkuat kerja sama multilateral, sekaligus memperluas peluang ekonomi di tengah dinamika geopolitik global yang terus berkembang.