Jakarta – Reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga terlaksana hingga kini. Penyebab molornya reshuffle Kabinet Indonesia Maju itu pun masih menjadi tanda tanya.
Reshuffle kabinet itu mulanya disebut akan digelar pada pekan kedua April 2021. Namun, minggu berganti, perombakan kabinet tak juga terjadi.
Kala itu, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan reshuffle kabinet belum juga digelar lantaran butuh waktu untuk mempersiapkan nomenklatur baru.
Nomenklatur baru itu untuk Kementerian Investasi yang baru dibentuk serta untuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) yang kembali dilebur ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pekan pun berganti. Kali ini, reshuffle kabinet disebut bakal digelar sebentar lagi. Namun, tak jelas kapan ‘sebentar lagi’ yang dimaksud itu.
Desas-desus kemudian beredar. Reshuffle kabinet akan digelar pada Rabu Pon atau Rabu Pahing. Kedua hari dalam kalender Jawa itu memang selalu menjadi pilihan Jokowi untuk merombak kabinetnya.
Pada April 2021 ini, Rabu Pahing jatuh pada pekan lalu, tanggal 21 April. Sedangkan pada Mei 2021, Rabu Pon jatuh pada 12 Mei, sehari sebelum Lebaran. Sedangkan Rabu Pahing jatuh pada 26 Mei.
Tanggal 21 April pun lantas diisukan menjadi hari di mana Jokowi akan me-reshuffle kabinetnya. Kendati demikian, isu itu dengan cepat ditepis Istana. Saat itu, Mensesneg Pratikno memastikan perombakan kabinet tidak dilakukan dalam waktu dekat. Namun lagi-lagi, tidak juga dijelaskan kapan reshuffle dilaksanakan.
“Ditunggu saja,” kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (20/4/2021).
Hari berganti, tanda-tanda reshuffle kabinet bakal digelar belum juga kelihatan. Padahal, pekan lalu, DPR RI telah merestui usulan Jokowi untuk membentuk Kementerian Investasi dan melebur Kemenristek ke dalam Kemendikbud.
Surat persetujuan dari DPR itu disampaikan ke Jokowi melalui Sekretariat Negara (Setneg). Surat persetujuan diteken oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
“Sudah (teken surat persetujuan). Pokoknya minggu lalu sudah disampaikan ke presiden melalui Setneg,” kata Sekjen DPR RI, Indra Iskandar saat dikonfirmasi, Selasa (26/4/2021).
Beragam spekulasi pun muncul terkait penyebab masih tertundanya reshuffle kabinet. Salah satunya, mundurnya pengumuman reshuffle diduga karena ada tarik-menarik kepentingan di lingkaran Istana.
Tarik-menarik kepentingan itu salah satunya disebut berkaitan dengan rencana masuknya PAN ke kabinet Jokowi. Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut PAN menambah kompleksitas kalkulasi politik Istana.
“Jika entitas PAN dan PP Muhammadiyah dipisah, berarti ada dua representasi Muhammadiyah di sana. Hal ini tentu berimplikasi pada munculnya pertanyaan dari Nahdlatul Ulama (NU) yang merasa telah berjasa besar dalam memenangkan Jokowi-Maruf Amin di Pemilu 2019 lalu,” kata Umam.
Selain itu, polemik kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga diduga menjadi salah satu penyebabnya. Ditambah lagi, manuver Nadiem menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Nadiem Makarim yang belakangan juga terhantam dengan kasus hilangnya tokoh ulama pejuang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari dan masuknya sejumlah nama tokoh PKI di kamus sejarah kepahlawanan, mencoba bermanuver dengan menemui simpul-simpul politik laiknya Megawati Soekarnoputri yang digadang-gadang akan menjadi Dewan Pembina BRIN dan juga menemui elemen PBNU untuk klarifikasi,” ujar Umam.
“Manuver itu tentu berimplikasi pada proposal PP Muhammadiyah yang meminta tambahan jatah pos pendidikan di kabinet (Kemendikbud),” imbuh dia.
Sementara itu, hal berbeda disampaikan PDIP. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan molornya reshuffle kabinet tak lain karena Jokowi masih menunggu hari baik untuk menggelarnya.
“Saya kira Pak Jokowi sedang menunggu hari baik saja, menunggu hari baik yang menurut hemat beliau itu dapat memberikan kemudahan dan kelancaran struktur kabinet baru yang akan dibentuknya itu,” kata Ahmad Basarah di kompleks Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/4/2021).
sumber : detikcom