JAKARTA – Peneliti politik sekaligus pendiri lembaga survei SMRC, Saiful Mujani mengatakan dari waktu ke waktu kecenderungan politik berbasis agama kian melemah.
Pasalnya meski masyarakat Indonesia punya religiusitas tinggi, namun menurutnya pilihan politik adalah hal yang punya ranah privat.
“Dari waktu ke waktu kecenderungan politik Islam itu kurang kuat. Walaupun masyarakatnya religius, tapi soal politik yang privat, itu tidak persis,” ungkapnya dalam diskusi ‘Apakah Agama Penting Dalam Pilihan Politik’, Senin (25/4/2022).
Ia mengatakan dulu kekuatan politik identitas Islam amat besar.
Bahkan hampir dominan mengisi tubuh parlemen dengan 46 persen yang terdiri dari gabungan partai-partai identitas Islam.
Namun kini, kekautan politik identitas Islam kian mengecil.
Masyarakat yang beragama atau memiliki agama yang patuh, tidak pasti akan memilih partai politik yang menganut ideologi Islam.
Masyarakat era sekarang menurutnya meski punya tingkat religiusitas tinggi, namun banyak yang orientasi keagamaannya sudah moderat.
“Kenyataannya ada, tapi ya segitu. Kekuatannya sejauh ini PKS tidak nembus dua digit (perolehan suara), selalu di bawah 10 persen,” ucapnya.