PanggungPolitik – Jakarta – 7 Juli 2023 – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami penurunan signifikan dalam jumlah serangan terorisme. Namun, meskipun demikian, masyarakat tidak boleh lengah dan tetap harus waspada terhadap ancaman terorisme, terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ancaman terorisme tetap menjadi perhatian penting, dan tindakan preventif harus dilakukan untuk menjaga keamanan negara dan masyarakat.
Menurut data yang dirilis oleh Institute for Economic and Peace melalui Global Terrorism Index tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ke-24 sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh terorisme secara global. Meskipun penurunan signifikan dalam serangan terorisme terjadi pada tahun 2022, dengan hanya tercatat tujuh serangan teror dibandingkan dengan 24 serangan teror pada tahun sebelumnya, tetap saja ancaman terorisme tidak boleh diabaikan.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan bahwa sepanjang periode 2018-2022 terdapat 49 kali serangan teror di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 dan 2019, tercatat jumlah serangan teror tertinggi dengan 30 kasus. Hal ini terjadi bersamaan dengan penyelenggaraan tahapan pemilu di negara ini. Oleh karena itu, menjelang Pemilu 2024, perlu adanya kewaspadaan ekstra terhadap ancaman terorisme.
Menurut Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Rycko Amelza Dahniel, pola serangan terorisme telah mengalami perubahan dari serangan terbuka menjadi pendekatan yang lebih masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Paham ekstremisme ini semakin dekat dengan anak-anak sekolah dan melalui media sosial. Oleh karena itu, strategi dalam mencegah dan menanggulangi terorisme juga harus mengikuti perkembangan ini.
BNPT telah memperbarui strategi pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan. Mereka telah meluncurkan empat produk pengetahuan yang berkaitan dengan tren perkembangan dan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan ekstremisme. Keempat produk tersebut adalah I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook; K-Hub PCVE Outlook; Mid-Term Evaluation RAN PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme); dan Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah untuk Melaksanakan RAN PE. Melalui kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan mitra lainnya, BNPT berusaha melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mencapai keberhasilan dalam penanggulangan terorisme.
Baca Juga : Ketentuan Mengenai Alat Peraga Kampanye dan Tahapan Pemilu 2024
Peduli Pendidikan dalam Mencegah Terorisme
Direktur Pusat Kajian Keamanan dan Hubungan Internasional (Cesfas) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia, Angel Damayanti, menyoroti pentingnya pendidikan dalam mencegah terorisme. Meskipun upaya penangkapan terduga teroris oleh kepolisian sangat penting, namun penanggulangan terorisme juga harus melibatkan pendekatan dalam melawan pemahaman ideologi melalui pendidikan.
Menurut Angel Damayanti, isu terorisme berkaitan erat dengan pemahaman dan tindakan. Tindakan terorisme ditangani melalui hukum pidana, sementara pemahaman harus ditangani melalui pendidikan. Namun, pendekatan ini belum optimal dilakukan.
Pemahaman mengenai pencegahan ekstremisme melalui pendidikan memiliki peranan yang penting mengingat banyaknya situs dan akun media sosial yang memuat konten radikal dan propaganda. Selain itu, eks terpidana terorisme yang kembali terlibat dalam aksi teror juga menimbulkan keprihatinan. Residivis tidak hanya berdampak pada aksi teror individu, tetapi juga dapat memengaruhi orang lain untuk terlibat dalam serangan terorisme.
Angel juga mengungkapkan perlunya perhatian terhadap anak-anak eks narapidana terorisme. Lingkungan keluarga dan sekolah mereka perlu ditinjau kembali, agar tidak terjadi kegagalan dalam transformasi mereka menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
Upaya pencegahan yang efektif, menurut Angel, melibatkan berbagai unsur, seperti pendidikan, agama, masyarakat, budaya, dan keamanan. Dengan melibatkan masyarakat, mereka dapat berperan sebagai pengamat yang dapat mengenali tanda-tanda perilaku ekstremisme. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang ekstremisme kekerasan, indikatornya, dan cara mengenali tindakan terorisme menjadi sangat penting.
Kesimpulannya, pendidikan memegang peranan penting dalam mencegah terorisme. Selain upaya penegakan hukum, penanggulangan terorisme harus disertai dengan pendekatan melalui pendidikan. Pemahaman yang benar dan pengetahuan yang luas tentang bahaya terorisme harus ditanamkan dalam masyarakat secara luas. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mencegah dan mengatasi ancaman terorisme di Indonesia.
Baca Juga : KPU RI: DPT Pemilu 2024 Secara Nasional, Ada 204.807.222 Pemilih
Dapatkan informasi terupdate berita edukasi Politik setiap hari dari PanggungPolitik.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainya.