PanggungPolitik – Ketidaknetralan Presiden Prabowo Subianto dalam Pilkada 2024 menuai perhatian luas dan dianggap sebagai ancaman bagi demokrasi Indonesia.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, sikap ini dikhawatirkan akan menjadi contoh bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aparat hukum untuk turut berperan aktif dalam dinamika politik, yang seharusnya bebas dari keberpihakan.
Rocky Gerung mengungkapkan pandangannya dengan jelas, menyoroti ajakan Prabowo kepada masyarakat Jawa Tengah agar memilih pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dalam video singkat yang dirilis baru-baru ini.
“Itu juga jadi kode aparat ASN, polisi atau tentara untuk ikut dalam barisan pengkodean itu. Itu yang kita sebut sebagai didisiplinkan oleh seseorang yang punya pangkat tertinggi. Artinya sampai ke bawah juga potensi untuk bermain tidak netral sudah dimulai oleh Pak Prabowo,” ujar Rocky dalam kanal YouTube pribadinya pada Minggu (10/11/2024).
Sikap dukungan langsung dari Prabowo terhadap pasangan Luthfi-Taj Yasin, kata Rocky, diduga kuat dipengaruhi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Video dukungan tersebut diunggah hanya selang beberapa waktu setelah Prabowo, Luthfi, dan Taj Yasin bertemu langsung dengan Jokowi. Pertemuan ini, bagi Rocky, mengindikasikan adanya dorongan dari Jokowi untuk mendukung calon pilihannya.
Lebih jauh, Rocky menjelaskan bahwa Jokowi memiliki ambisi mempertahankan kekuasaannya dengan menempatkan figur-figur tepercaya di posisi strategis, terutama di Jawa Tengah.
Menurutnya, Jawa Tengah merupakan wilayah yang secara kultural dan politis berada di bawah kendali Jokowi. “Jawa Tengah itu wilayah kekuasaan Jokowi secara kultural maupun secara politik. Itu harusnya tetap dikendalikan oleh dia. Jadi tetap Jokowi menginginkan supaya Jawa Tengah itu ada di dalam genggaman dia,” tegas Rocky.
Ambisi ini, lanjut Rocky, berpotensi mencederai demokrasi di Indonesia. Ia menekankan bahwa demokrasi seharusnya tumbuh dari dialog dan percakapan, bukan dari arahan atau instruksi sepihak. “Itu akan bertentangan dengan keinginan untuk melihat kembali Indonesia ditumbuhkan melalui fasilitas-fasilitas yang kita sebut demokrasi. Demokrasi yang dihasilkan oleh percakapan bukan demokrasi hasil dari perintah,” pungkas Rocky.
Analisis Rocky mengundang perhatian publik mengenai ketidaknetralan Prabowo dan dampaknya terhadap netralitas demokrasi di tingkat lokal maupun nasional.